Life Traveler, Suatu Ketika di Sebuah Perjalanan

Suatu hari saya mendapat rekomendasi dari seorang teman untuk membeli buku ini, buku dari penulis cantik Windy Ariestanty. Hhmm, namanya terdengar familiar bagi saya. Rupanya saya pernah membaca salah satu karyanya dalam buku The Journeys (2011), yaitu buku kumpulan cerita mengenai berbagai perjalanan yang dialami oleh para penulisnya. Lucerne: A Morning Kiss Bye From A Stranger, sempat saya baca di buku The Journeys tersebut.

Life Traveler merupakan kumpulan kisah-kisah perjalanan Windy ke berbagai pelosok dunia. Dalam buku ini, beberapa negara yang dikunjungi Windy antara lain Viet Nam, Kamboja, Jerman, Republik Ceko, Perancis, dll. Penuturan yang disampaikan oleh Windy terasa manis. Berbagai foto pun terasa bagai jendela yang membuat pembaca ikut melihat berbagai keindahan yang dituturkan. Membuat lengan pembaca serasa digenggam dan diajak untuk berkeliling, berjalan bersama Windy.

Banyak fakta unik yang Windy sampaikan perihal tempat yang ia kunjungi. Salah satu fakta yang diungkapkan bahwa di Viet Nam setiap kendaraan bermotor tidak akan melaju di atas kecepatan 40 km/jam, bagaimanapun kondisi lalu lintas nya. Mengapa? Windy pernah bertanya kepada salah satu pegawai Sinh Cafe Tourist perihal kecepatan kendaraan tersebut:

Can you make the driver drive faster, more than 40 kilometers per hour?

No, we can’t,”

“Why?”

“Because this is a tourists’ bus. So you have to enjoy our country.”

Ya, suatu “taktik” brilian yang diberlakukan oleh pemerintah Viet Nam. Selain berdampak kepada pengendara yang tertib lalu lintas, hal tersebut juga berhasil menarik perhatian turis akan pesona kecantikan Viet Nam.

Selain itu, di setiap awal bab Windy selalu mencantumkan sebuah quote yang menarik, antara lain:

Kadang, kita menemukan rumah justru di tempat yang jauh dari rumah itu sendiri. And yes, wherever you feel peacefulness, you might call it home.”,

“Konon, bumi ini milik mereka yang mau berhenti sejenak untuk melihat-lihat, lalu meneruskan perjalanan. – Anonymous”,

“Jangan pernah menjaminkan rasa kepada waktu. ia punya masa kadaluwarsanya.”,

dan masih banyak quote menarik lainnya. Tak lupa Windy juga mencantumkan beberapa Traveler’s Tip yang sangat berguna dalam memberi informasi mengenai tempat yang ia kunjungi.

Buku ini pun tak luput dari bahasan mengenai cinta, salah satu alasan yang membuat buku ini semakin “manis” untuk dikonsumsi. Diajak menjelajahi negeri orang dengan gaya penulisan yang menarik, saya rasa buku Life Traveler ini patut menjadi bahan bacaan. Satu pesan Windy di awal bagian pembukaan:

“selamat memulai perjalanan. temui saya di ujung jalan sana. entah di masa yang mana. – @windyariestanty”

Untuk saya, buku ini sangat menarik dan banyak menambah wawasan mengenai keadaan negeri di seluruh penjuru dunia.

Baca, temui, dan cicipi berbagai “kemanisan”nya..


Tinggalkan komentar